Herpes Zoster - Gejala, stadium dan Tata Laksana
Herpes Zoster adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh reaktivasi virus Varicella zoster yang laten endogen di ganglion sensoris radiks dorsalis setelah terjadi infeksi primer. Herpes zoster bersifat localized dan lebih sering menyerang dewasa.
Virus ini lebih banyak pada usia tua, imunosupresi, dan pasien dengan keganasan. Pasien merasa nyeri radikuler, unilateral, dan gerombolan vesikel yang tersebar sesuai dermatom yang diinervasi oleh satu ganglion saraf sensoris.
Baca juga : Cara Diagnosis Varisela dan Tatalaksana
Gejala Klinis
Stadium Prodromal
Pasien dengan Herpes zoster memiliki gelaja pertama berupa nyeri dan parestesi pada dermatom yang terkait. Biasanya hal ini mendahului erupsi kulit dan bervariasi mulai dari rasa gatal, parestesi, panas, pedih, nyeri tekan, hiperestesi, hingga rasa ditusuk-tusuk.
Dapat pula disertai dengan gejala konstitusi seperti malaise, sefalgia, dan flu like symptoms yang akan menghilang setelah erupsi kulit muncul.
Stadium Erupsi
- Mula-mula timbul papul atau plakat berbentuk urtika
- Setelah 1-2 hari akan timbul gerombolan vesikel di atas kulit yang eritematus
- Kulit di antara gerombolan tetap normal
- Usia lesi pada satu gerombolan adalah sama
- Sedangkan usia lesi dengan gerombolan lain adalah tidak sama
- Lokasi lesi sesuai dengan dermatom, unilateral dan biasanya tidak melewati garis tengah dari tubuh.
Stadium Krustasi
- Vesikel menjadi purulent
- Mengalami krustasi
- Lepas dalam waktu 1-2 minggu
- Sering terjadi neuralgia pascaherpetika
- Pada orang tua yang dapat berlangsung berbulan-bulan parestesi yang bersifat sementara.
Lesi Herpes Zoster
Lesi herpes zoster biasanya terletak di makula eritematous dan papula, lebih tepatnya di cabang superficial dari saraf sensoris. Lesi ini akan berkembang menjadi Vesikel (12-24 jam), kemudian berubah menjadi Pustul (<72 jam), dan jika mencapai 2-3 minggu akan membentuk Krusta
Nyeri pada Herpes Zoster
Pasien Herpes zoster akan mengalami nyeri dermatom atu tidak nyaman selama fase akut atau 30 hari pertama yang mengikuti onset ruam).
Tubuh akan mengalami penurunan fungsi fisik, keadaan emosional menjadi tidak stabil dan penurunan fungsi sosial.
Apa itu Herpes Zoster Opthalmicus
Herpres zoster opthalmicus adalah lesi yang terletak di bagian opthalmogi (mata) oleh infeksi Herpes zoster.
Lesi zoster ophtalmicus dapat meluas dari tingkat mata menuju ke vertex tengkorak, tetapi memiliki gejala khas yaitu berbatas tegas pada tengah dahi.
Jika hanya cabang supratrochlear dan supraorbital terlibat, mata biasanya tidak kena.
Terlibatnya cabang nasosiliar, yang menginervasi mata, ujung hidung, dan sisi hidung, memberikan VZV akses langsung ke struktur intraocular.
Jika zoster ophtalmikus melibatkan ujung dari sisi hidung, perhatian lebih harus diberikan pada kondisi mata.
Apa itu Sindrom Ramsay-Hunt
Sindrom ramsay-Hunt adalah Herpes zoster yang mempengaruhi nervus trigeminal divisi kedua dan ketiga. Hal ini akan menyebabkan gejala dan lesi di mulut, mata, faring, atau laring.
Sindrom Ramsay Hunt biasanya menyerang N. Fasialis dan N. Auditorius serta akan menyebabkan lumpuh pada wajah yang diikuti dengan herpes zoster pada telinga luar atau membran tympani, dengan atau tanpa tinnitus, vertigo dan tulis).
Diagnosis Banding Herpes Zoster
1. Herpes simpleks
2. Dermatitis Venenata
3. Dermatitis Kontak
4. Bila terdapat nyeri di daerah setinggi jantung, dapat salah diagnosis dengan angina pektoris pada herpes zoster fase prodromal.
Pemeriksaan Penunjang Herpes Zoster
1. Identifikasi antigen/asam nukleat dengan metode PCR.
2. Tzank test pada fase erupsi vesikel (tidak spesifik) menunjukkan gambaran multinucleated giant cells
Tata Laksana Herpes Zoster
Bila lesi luas atau ada keterlibatan organ dalam, atau pada imunokompromais diberikan asiklovir intravena 10 mg/kgBB/hari 3 kali sehari selama 5-10 hari. Asiklovir dilarutkan dalam 100 cc NaCl 0.9% dan diberikan dalam waktu 1 jam.
Obat pilihan untuk ibu hamil ialah asiklovir berdasarkan pertimbangan risiko dan manfaat
Simptomatik
- Nyeri ringan: parasetamol 3x500 mg/hari atau NSAID.
- Nyeri sedang-berat: kombinasi dengan tramadol atau opioid ringan.
Topikal
Stadium vesikular: bedak salisil 2% untuk mencegah vesikel pecah atau bedak kocok kalamin untuk mengurangi nyeri dan gatal.
Bila vesikel pecah dan basah dapat diberikan kompres terbuka dengan larutan antiseptik dan krim antiseptik/antibiotik.
Jika timbul luka dengan tanda infeksi sekunder dapat diberikan krim/salep antibiotik.
Edukasi
- Memulai pengobatan sesegera mungkin
- Istirahat hingga stadium krustasi
- Tidak menggaruk lesi
- Tidak ada pantangan makanan
- Tetap mandi
- Mengurangi kecemasan dan ketidakpahaman pasien